Bukti Sumbangsih Santri Dalam Membela Negeri

Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tidak lepas dari peranan santri yang turut andil didalamnya. Salah satu bukti sumbangsih santri yang populer dikalangan pesantren atau organisasi besar seperti Nahdhotul Ulama’ yaitu lagu yalal wathon yang popular sebelum kemerdekaan. Para pejuang dari kalangan santri kerap menggemakan lagu ini saat kegiatan dzibaiyyah dan pembacaan tahlil. Alasan mereka menyanyikan lagu ini lantaran penjajah tidak akan paham akan kandungannya. Mereka akan merasa asing dengan lirik dari yalal wathon, dan akan menganggap lagu ini adalah bagian dari syair-syair dzibaiyyah. Padahal, sebenarnya lagu ini ditujukan untuk menggugah semangat juang para santri. Setelah kemerdekaan tahun 1948-1950an sampai tahun 2011/2012 lagu ini hilang dikalangan pesantren dan dipopulerkan kembali oleh Kiai HJ. Maimoen Zubair. Ketika parade iring-iringan bendera ansor dari Jawa Timur ke Jakarta singgah di Sarang. Saat singgah di Sarang, Kiai Maimoen Zubar berpidato dan mengingatkan kembali lagu yalal wathon yang kemudian menjadi populer sampai sekarang. Tanda-tanda sebelum kemerdekaan yang lainya adalah peran santri ikut berprestasi untuk memerdekakan tanah air kita, buktinya adalah laskar Hizbullah (tentara tanpa tanda jasa). Andaikan sekarang para laskar-laskar sudah banyak yang menjadi jendral dan berpangkat dalam militer tapi laskar Hizbullah bayak yang menjadi santri atau kiai dan setelah kemerdekaan mereka bercampur dengan rakyat. Begitu juga setelah kemerdekaan dan terbentuklah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan simbol-simbol negara tidak terlepas dari kalangan santri contohnya, parlemen yang tertinggi yaitu DPR (Dewan Permusyawaratan Rakyat). Kata dewan berasal dari bahasa arab, permusyawaratan juga dari bahasa arab, dan rakyat juga asalnya bahasa arab. Sama halnya dengan MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat).