SARANG (17/12) – Keputusan pihak pondok tentang ketidak pulangannya santri non-Jawa mengakibatkan ketidak puasan beberapa santri. Namun, mengesampingkan reaksi santri, pihak pondok sebenarnya telah meninjau hal ini melalui banyak aspek yang berlaku. Hal ini juga tidak terlepas dari keputusan yang dibuat bersama.
Setelah melewati serangkaian musyawarah, awalnya diputuskan bahwa semua santri dilarang untuk pulang, dikarenakan dekatnya tenggat waktu antara liburan akhir tahun dengan liburan pasanan. Akan tetapi, masyayikh dan dewan pengurus kembali menimbang jikalau santri tidak dipulangkan. Walhasil hanya santri non-Jawa lah, yang tidak dipulangkan.
Ketidak pulangan santri non-Jawa ini lantaran rasa sayang beliau (Syaikhina, Red) terhadap para santri. Selain karena jarak yang jauh, beliau juga ingin mendidik santri secara langsung, itulah mengapa santri non-Jawa dilarang untuk pulang. “mungkin dengan cara itulah beliau memberikan rasa sayangnya pada santri luar Jawa,” Ungkap Ust. Alfian, Koordinator Pemulangan kali ini.
Ust. Alfian juga memberikan beberapa wejangan untuk santri yang pulang maupun tidak pulang. Beliau berpesan pada santri yang pulang untuk selalu menjaga nama baik alamamater. “Dan untuk yang tidak pulang, kalian sejatinya telah mendapat perlakuan khusus yang tak didapat santri lain, maka bersabarlah dan patuhilah semua yang telah menjadi ketetapan dari beliau,” pesan Ust. Alfian terhadap santri yang tak pulang. “Insya Allah, akan ada hikmah dan manfaat dibalik kekhususan ini,” pungkas beliau. (skb)