Imbauan Kembali Perbaiki Akhlak Santri


SARANG(12/02) –Ta’dhim (Hormat, red) pada guru telah menjadi ikon bahkan tradisi dikalangan santri. Na’asnya, semakin berjalannya waktu, tradisi yang sudah mengakar ini mulai luntur sedikit demi sedikit. Untuk menghadapi kelunturan tradisi yang mengkhawatirkan, pihak MA Al-Anwar berinisiatif memberjalankan lagi program yang sempat vakum beberapa tahun silam.
Program yang dianggap sebagai bentuk perlambangan rasa ta’dhim seorang santri pada guru yang dimaksud adalah berdiri dan mengucap salam dalam hal menyambut guru yang memasuki kelas. Menurut Ust. Ahmad Bahauddin, mengungkapkan, program ini ditujukan untuk menghormati guru. Selain itu, program yang sering disebut Program Qiyaman ini juga bertujuan melestarikan tradisi santri yang perlahan mulai luntur.
“Sebagai santri, kita itu harus ta’dhim kepada guru kita. Maka dari itu, kami kembali menjalankan Program Qiyaman ini setelah vakum selama beberapa saat,” ujar beliau.
Selain Program Qiyaman, pihak MA Al Anwar juga menghimbau pada santri yang terlambat masuk kelas untuk minta izin terlebih dahulu kepada guru yang mengajar. “Jangan main slonang-slonong aja kalau masuk, harus ada tatakramanya. Kalau terlambat ya harus minta izin buat masuk dulu sama pengajar, dan tentunya setelah minta izin sama BK, ya,” imbuh Ust. Baha.
Ta’dhim pada guru bukan hanya sebatas berdiri saat guru datang maupun meminta izin masuk kelas jika terlambat. Namun jangkauan ta’dhim jauh lebih luas dibandingkan itu semua. Pihak MA Al-Anwar menerapkan kedua program tersebut supaya tradisi santri yang telah lama mengakar tetap terjaga.
“Meskipun zaman telah maju dan teknologi ada di mana-mana, apakah itu akan mempengaruhi rasa hormat santri pada gurunya? Tentu tidak,” pungkas beliau. (dkh)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *