Berita

Kebijakan Pra-Liburan Pondok Pesantren Al-Anwar 2

Pemulangan PP Al-Anwar 2

SARANG(13/12)– Tak dapat disangkal, liburan telah menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh mayoritas santri. Merespon hal tersebut, dari pihak kema’artifan sampai keamanan membuat banyak kebijakan. Kebijakan-kebijakan tersebut dibuat supaya menunjang santri dari berbagai aspek, meliputi keamanan, administrasi, barang bawaan, dan lain-lain.

Pihak keamanan ialah pihak yang menerapkan kebijakan terbanyak diantara pihak-pihak lain. Hal itu dikarenakan pihak keamanan ialah pihak yang paling bertanggung jawab atas pemulangan santri. Diantara sederet kebijakan yang diberlakukan, salah satunya ialah pembayaran biaya pemulangan via transfer. “Tujuannya supaya keamanan uang bisa terjaga dan tidak menyasar ke tempat yang tidak seharusnya,” jelas Ustadz Alfian, selaku koordinator pemulangan.

Selain dari pihak keamanan, terdapat juga pihak kema’arifan yang mengeluarkan beberapa kebijakan. Pihak kema’arifan memang tidak bertanggung jawab secara langsung atas liburan santri, akan tetapi mereka menerapkan kebijakan-kebijakan guna mengeluarkan santri dari zona kegabutan mereka selama menunggu liburan. “Kan banyak waktu luang dikala menunggu liburan. Misalnya saat madin, apa yang akan mereka lakukan saat madin? Bukannya semua materi semester ini sudah selesai? Untuk mengatasi hal tersebut, kami dari pihak ma’arif membuat tes baca kitab. Selain untuk mengisi waktu kosong, juga ditujukan untuk meninjau perkembangan santri,” ungkap salah seorang anggota ma’arif. Selain tes baca kitab, pihak kema’arifan juga mengganti kegiatan belajar malam dengan mengaji kitab klasik.

Respon santri yang diberikan juga beragam, ada yang mendukung secara penuh, juga ada yang kurang puas. “Kalau aku sendiri jujur merasa kurang puas, kami kelelahan dengan kegiatan menjelang liburan, seperti PAS dan Imtihan. Secara tidak langsung mereka tidak memberikan waktu luang untuk mengistirahatkan badan dan pikiran. Tapi terlepas dari itu semua, pihak ma’arif dan keamanan pasti punya maksud yang baik,” tukas salah satu santri.

Terlepas dari respon santri yang bermacam-macam. Kebijakan ini dibuat supaya memilik banyak kegiatan santri yang kosong, juga beberapa kegiatan yang kurang cocok di tempatkan dimasa- masa praliburan. “Bayangkan, kalau santri masih ada belajar malam, apa yang akan dipelajari? Toh materi sudah cukup untuk semester ini,” pungkas salah satu anggota Ma’arif. (nnd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *