Menurut Mawaddah Prabawana, selaku koordinator media, mengungkapkan, perpustakaan ditutup sementara karena bocornya atap yang mengakibatkan karpet basah. Tak hanya itu, ruangan perpustakann sedikit terpangkas dikarenakan penggempuran keramik dari belakang lemari buku. Hal tersebut hingga sekarang belum ada pembetulan untuk keramik yang rusak.
“Sebenarnya perpustakaan akan dibuka setelah perbaikan. Namun, karena adanya desakan dari pengurus perpustakaan yang lain. Jadi, perpustakaan baru dibuka lagi awal bulan Februari,”tambahnya. Setelah sempat ditutup 2 bulan, akhirnya perpustakaan dibuka kembali. Antusias para santri dapat terlihat ketika perpustakaan mulai dipadati pembaca.
Pihak perpustakaan juga menambahkan, peraturan yang berlaku masih sama dengan tahun lalu. Bedanya pada peraturan peminjaman novel yang lebih diperketat, agar tidak ada kerugian satu sama lain.
Sebagai pengurus perpustakaan harus siap menghadapi problematika yang terjadi. Seperti, santri yang sering telat mengembalikan buku, menghadapi pengunjung yang ramai, dan selalu siap menata kembali buku sesuai kategori setelah dibukanya perpustakaan.
“Saya juga menambahkan beberapa program. Salah satunya, dengan menginput lagi buku-buku baru disetiap bulannya. Nominalnya pun berbeda. Kurang lebih ada 190 buku baru yang masuk pada bulan Januari,”ujar Mbak Ema.
Tim Pustaka (Penjaga perpustakaan,red) setiap hari terdiri dari 4 orang. Koordinator sub juga merecrut anggota baru, dikarenakan tim Pustaka kelas Xll mulai sibuk dengan kegiatan sekolah yang mulai memadat. Selain itu, setiap bulan tim pustaka akan merekap buku yang belum dikembalikan oleh santri.
Peraturan-peraturan di perpustakaan dibuat untuk menjaga inventaris perpustakaan. Agar tidak merugikan pihak peminjam dan penjaga perpustakaan.
Sebagian para santri memiliki minat baca yang sangat tinggi, mulai dari membaca koran, mading, buku perpustakaan, dan lainnya. Saat ini yang dibutuhkan para santri hanyalah waktu dan fasilitas yang memadai. (zac/may)
