Sarang (30/11) – PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) mengunjungi PP. Al Anwar 3 dalam rangka menggelar ‘Halaqah Fiqih Peradaban’. Halaqah yang bertemakan Fiqh Siyasah dan status kewarnegaraan non-muslim ini berlangsung pada Rabu (16/11) kemarin.
Dikutip Suara Merdeka, Halaqah Fiqih Peradaban sendiri berarti Berkumpulnya para Ulama NU guna membahas problem-problem keagamaan, juga kaitannya dalam masyarakat. Halaqah ini digelar dengan tujuan penghimpunan pemikiran Ulama terhadap masalah keagamaan yang terjadi di zaman krisis moral ini. Hal itu diiyakan oleh K. H. Cholil Yahya Staquf, ketua Tanfidziyah PBNU. “Dunia sekarang sedang dilanda krisis moral, sehingga terjadi peperangan dan saling bunuh antar umat beragama dengan mengatas namakan agama. Untuk itu, kita para kiai juga harus ikut andil dalam mengentaskan masalah ini,” jelas K. H. Yahya kala sambutan.
Beliau juga menuturkan bahwa, Halaqah di PP. Al Anwar 3 merupakan program dari PBNU. Juga menjadi bagian dari serial Halaqah Fiqih Peradaban yang ke-100. Dan insyaallah akan mencapai ke-250 di seluruh Indonesia pada akhir Januari nanti. “Halaqah ini ditujukan menjadi pijakan utama Mukhtamar Internasional yang Insyaallah akan diselenggarakan di Jakarta pada Februari mendatang,” tambah beliau dikesempatan yang sama.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh Ulama, PBNU, PCNU Lasem, dan PCNU Rembang. Halaqah dilanjutkan dengan diskusi tentang status kewarnegaraan warga non-muslim, dengan referensi kitab-kitab klasik. Yang kemudian, hasil pemikiran ini akan dikirimkan kepada PBNU. (van/zen)